The Covid-19 pandemic has been an unexpected obstacle that has completely disrupted the way we live our lives. Some have lost loved ones, their jobs, and things have looked quite bleak in every facet…
HATI HATI SAMA HATI!!!
Om Swastiatu, Assalamualaikum, Salam Sejahtera, Semoga bahagia.. Hidup Ateis..
Setelah lelah berjalan-jalan di Bandung, janganlah lupa membeli es goyobod mang ucup atau cakue kakek ono yang legend.
Setidaknya kita berbahagia ketika melakukan aktifitas bahkan liburan. Karena saya tahu bahwa kadang menyebalkan bervakansi ditemani manusia menyebalkan seperti anak kecil yang suka merengek atau teman kencan yang cemberut. Ambyar guys.
Tapi ada satu dua hal lah yang membahagiakan. Karena dalam perspektif kita vakansi, jalan-jalan, liburan adalah hal yang membahagiakan padahal itu harus dibayar dengan waktu perjalanan yang melelahkan atau uang yang tidak sedikit untuk transport. Tapi Insyaallah terbayar kok dengan menikmati dengan sepenuh hati ketika sudah sampai tujuan. Sama halnya dengan proses belajar atau usaha meraih suatu tujuan.
Dengan itu, Bandung mempersembahkan suatu hal yang juga tidak kalah asik seperti mencari jodoh pada aplikasi pencarian jodoh atau peron-peron stasiun Sakuragi cho.
Thrift ing atau melakukan kegiatan mencari barang loakan di tempat barang loakan menjadi hal yang cukup membahagiakan di Bandung itu sendiri.
Mulai dari buku legend tahun 90an, barang-barang antik, fashion kulit asli, bahkan play station bekas yang entah masih jalan atau engga. Bisa dibilnag semua serba rendom dan tidak pasti. Seperti hati atau bumi itu sendiri.
Entah, dari mana Bapak Engkus mendapatkan sepatu original yang dijualnya, Bapa Saitama yang menjual buku koleksi Agatha Christie, Pak Lukman dengan headset motorola ori 5 ribuan, atau kacamata guci yang menurut pengakuannya asli dijual 35 rb setelah di nego dari 40 rb yang tidak saya beli.
Dan seperti mempertahankan ke vitagean nya. Pasar loak Citarum yang bertempat di sebrang taman anggrek dekat SMN 20 Bandung di Jl. Citarum seakan membuat kembali ke masa lalu, bersama barang-barangnya yang berasal dari kenangan masa lalu.
Tukang cukur Di bawah Pohon Rindang (DPR) yang masih menggunakan alat cukur manual, Seorang ahli jam tangan yang tampak sibuk menyervis jam tangan sambil ngobrol, Bapak-Bapak pedagang yang malah main ludo dan membiarkan orang-orang dengan senang hati memperhatikan barang random yang mereka jual, atau pedagang baju tentara yang tampak sangar.
Soal harga barang itu bisa di nego sampai puas, dan menurut saya sangatlah murah dibandingkan harga asli yang dijual dengan kondisi baru. Barang second yang mungkin tidak jalan itu dijual apa adanya, dan ada baiknya bertanya terlebih dahulu apakah barang itu jalan atau tidak. Dan bila masih gambling antara jalan atau tidak kita bisa menego sampai harga paling bawah. Apakah takut tidak jalan ketika dicoba dirumah?
Contohlah saya yang membeli sebuah kamera analog otomatis seharga 40 yang ditawar menjadi 25 karena kondisinya yang tidak dapat dipastikan jalan atau rusak. Dan yaa ternyata ketika dicoba dirumah sih rusak alias tidak jalan. Lalu saya apakah menyerah? tentu saja berbekal pengalaman maka saya kesana dan mencoba mencari barang sejenis dengan berbekal 2 buah batrai abc dan mencari kamera yang jalan. Alhasil saya mendapatkan yang jalan seharga 20rb hasil nego. Wow
Intinya, karena kondisi barang rendom, justru disitulah letak keunikan tersendiri. Ketika kita menerka seperti apa perjalnan yang dilalui sang barang hingga sampai ketangan kita. Jangan salah.. Barang” tersebut bukanlah barang yang dikatakan baru keluar pabrik, hampir 70% adalah barang lama yang mungkin seusia saya saat ini.
Gambling dengan barang yang mungkin rusak atau jalan adalah sensasi baru yang menurut saya cukup unik. Seperti bertaruh dan mempertajam insting kita. Yaa mata kita dituntut untuk jeli dan memainkan insting apakah barang ini layak kita beli alias “Jodoh” atau tidak dengan kita. Begitulah kira-kira, sungguh perasaan yang cukup menyenangkan dengan harga yang murah pula. Nego sampai puassss
Hidupkan kembali budaya re-use dan thrift ing!!!
Mungkin begitlah pesan yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca. Walau saya tidak tahu apakah ada atau tidak yang membaca. Ah tidak peduli karena hanya hobi yang tidak menuntut gajih atau bayaran. Lakukan sesuka hati dan mendapatkan kepuasan tersendiri. Selesai.
Lantas bagaimana life style yang sebenarnya sudah lama dilakoni banyak orang ini?? Seperti halnya menggunakan baju bekas ala Cimol, Gedebage Bandung
Baju atau fashion bekas dengan harga miring namun dengan merek terkenal dengan harga pasar yang tinggi. Atau penggunaan tas kulit hasil thrift ing yang nampak berbeda dari kebanyakan tas kulit pada umumnya??
Yup. Thrift ing atau memburu barang bekas antik memberikan kepuasan tersendiri, mungkin dapat dikatakan melawan arus konsumerisme pada era 4.0 masa kini.
Bayangkan saja, ketika orang-orang sibuk membeli baju brendid yang digadang-gadang kolaborasi dengan artis papan atas lalu dijual dengan harga selangit, tepat di Cimol, Gedebage Bandung mungkin beberapa tahun kemudian dapat ditemukan baju tersebut dengan harga 25 rb? Penemuan fantastis bukan??
Maka dapatlah dikatakan life style hunting barang bekas menjadi kebalikan arus pasar masa kini. Dimana ketika semua orang dinilai dari seberapa merek terkenal yang mereka pakai plus harga-harganya yang tidak manusiawi, memakai merek yang sama sehingga menjadikan keunikan individu berkurang karena standarisasi yang produk tersebut buat-buat, kemudian dilawan dalam hunting barang bekas yang munggunakan barang brended/berlawanan dengan mode saat ini dengan harga miring yang terkesan unik dan berbeda dari pasar hari ini.
Semoga Bandung selalu memberikan keleluasaan kepada kita dalam menjalankan segala aktifitas ibdah, pemikiran atau apapun asalkan tidak mengganggu orang. Termasuk kegiatan thrifting (hunting barang bekas) yang mungkin agak merugikan perusahaan-persuahaan berideologi kapitalis yang meraup untung sebesar-besarnya tanpa rasa manusiawi nan keji.
Semoga natal kali ini lanjar jaya seperti halnya idul fitri, hari raya nyepi atau hari bebas berpikir untuk para ateis. Amiin
An evocation of a class perspective remains absent from climate advocacy and debate. Emission disparities are routinely hidden by headline statistics referring to national emissions. Per capita and…
A security is defined as a fungible, negotiable financial instrument that holds some type of monetary value. At Miami Crypto Exchange, we understand the importance of financial literacy. Today, we…
Or I can find the good, the joy, and the great part about the move, like how we get to experience a whole new place, and focus on that. I could either stress out and worry and complain about how we…